Minggu, 28 Februari 2010

Mengisi waktu liburan pada anak

WAKTU LIBURAN PADA ANAK

Anak-anak memiliki waktu luang yang sangat banyak. Bahkan setelah mereka memasuki kelas 1 SD, sekolah hanya membutuhkan waktu kira- kira tiga puluh jam setiap minggunya. Pada saat siang dan sore juga hari Sabtu dan Minggu biasa digunakan anak-anak untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan.

Namun, sebagian besar waktu luang mereka mungkin berada di bawah pengaruh-pengaruh sekuler dari teman-temannya atau orang dewasa yang non-Kristen, televisi, klub, atau kelompok lainnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan gereja untuk mengatasi pengaruh-pengaruh itu adalah dengan mengadakan sebuah program yang bermanfaat di waktu luang termasuk kegiatan-kegiatan rekreasi.

Rekreasi biasanya dilakukan saat seseorang memiliki waktu luang, ketika dia bebas dari pekerjaan atau tugas, setelah kebutuhannya sehari-hari telah terpenuhi. Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai "sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan" (a means of refreshmnet or diversion). Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan biaya. Rekreasi memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran.

Rekreasi untuk anak-anak sangat beraneka ragam sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kemampuan masing-masing anak. Orang-orang yang memimpin kegiatan rekreasi untuk anak-anak harus mengenali keberagaman ini dan tidak memaksakan setiap anak untuk mengikuti program yang sama. Karena rekreasi bertujuan untuk menyegarkan kembali, membangun, dan membentuk pengalaman yang menyenangkan dan berharga, kepentingan setiap individu adalah penting.

Pandangan terhadap rekreasi telah banyak berubah. Sejak zaman dahulu, manusia sudah memiliki waktu luang. Namun, mereka terikat dalam pembuatan barang-barang tembikar, patung, lukisan, musik, drama, dan kegiatan atletik. Pada zaman Alkitab, kebanyakan manfaat dari rekreasi berasal dari berbagai pesta dan festival yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Pada zaman pertengahan, kontes- kontes dan turnamen-turnamen diadakan oleh para ksatria. Renaissance menciptakan minat baru dalam literatur dan karya-karya seni yang berasal dari kebudayaan Romawi dan Yunani.

Di daerah koloni Amerika, rekreasi tidak mendapatkan penghargaan yang tinggi. Kenyataannya, kemalasan disamakan dengan kejahatan, moral yang longgar, dan kemunduran kepribadian. Adanya nilai kerja sama dalam rekreasi harus dikenali. Selain perasaan umum dalam era ini, orang-orang secara individu berpartisipasi dalam kereta luncur, skating, kegiatan di taman, sirkus, membuat gula-gula, dan lain-lain.
Abad ke-20 membawa perubahan yang sangat drastis dalam rekreasi. Revolusi industri, kemakmuran, urbanisasi, dan perkembangan transportasi memberikan waktu dan kesempatan yang lebih banyak untuk bersenang-senang dan berekreasi.

Usaha wisata menjadi tujuan utama ekonomi. Sebagai akibat dalam nilai seni dan budaya, hubungan antara rekreasi dengan program-program pendidikan dan tujuan-tujuan spiritual menjadi beberapa elemen dasar pada perhatian yang berkembang tentang rekreasi.The National Recreation and Park Association (dulunya dikenal sebagai The National Recreation) didirikan pada tahun 1906. Gerakan kepramukaan, Campfire Girls, YMCA, YWCA, dan organisasi-organisasi pelayanan lainnya, semuanya memberikan kontribusi pada rekreasi.

Bagi anak-anak zaman sekarang, rekreasi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup. Jika kita melihat pada masa yang akan datang, masalah-masalah untuk menyediakan rekreasi yang bermanfaat bisa meningkat semakin banyak dan dalam. Para orang tua dan pemimpin di gereja memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan rekreasi anak-anak dan membimbing mereka supaya menggunakan waktu luangnya dengan bijaksana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar