.Etika terapan
Etika terapan yang kita kenal sekarang sebenarnya tidak lain dari etika khusus itu, yang bermaksud menyorot hal-hal praktis kehidupan manusia. Situasi yang telah berlangsung dalam waktu yang cukup lama tersebut justru mengalami perubahan selama enam dasawarsa. Pada masa-masa itu sifat praktis dari etika hampir terlupakan sehingga situasinya berubah, perhatian pada etika kembali mendapat tempat penting. Bahkan sekarang dapat dikatakan bahwa filsafat moral, khususnya dalam bentuk etika terapan, mengalami masa suatu kejayaan.
Arti pertama dari ”etika” adalah lebih dalam arti “moral” yakni sitem nilai yang merupakan pegangan atau pedoman tingkah laku baik dan buruk. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (azas-azas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) , yang begitu saja diterima dalam masyarakat-yang seringkali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan methodis. Dalam arti ini etika sama dengan filsafat moral. Kuliah etika adalah suatu studi sistematis dan metodis tentang moralitas, suatu pembahasan filosofis tentang ajaran-ajaran moral. Jadi etika sebagai ilmu menginginkan pemahaman rasional tentang mengapa sesuatu disebut baik atau buruk secara moral.
Etika mempunyai 2 macam yaitu :
- Etika umum : Etika yang mengajarkan sebagian manusia untuk bertindak dan hidup selaras,serasi dan harmonis dalam lingkungan masyarakat secara garis besar dalam bertutur kata serta sikap yang menunjang.
- Etika khusus : Dalam etika ini terlihat jelas di mana kita sebagai umat manusia mempunyai tingkat yang khusus dalam melakukan hal di tingkat kewajaran tanpa merugikan orang lain.
Etika umum dibagi menjadi 3 yaitu :
- Etika individual : Dari segi etika ini lebih ke arah diri sendiri atau pribadi seseorang sehingga yang berperan dalam mengendalikan etika ini
- Etika sosial : Lebih jauh kita mengetahui bahwa etika sosial ini cenderung menyangkut masalah kehidupan sosial dalam masyarakat dengan ada nya kesenjangan hidup dan terjalin komunikasi yang baik maka semua kehidupan akan berjalan dengan lancar.
- Etika lingkungan : Hampir sama dengan etika sosial cuma beda nya di lingkungan sosial lebih ke arah komunikasi dengan masyarakat sekitar sedangkan etika lingkungan lebih ke arah keadaan sekitar lingkungan masyarakat.
Etika individualis di bagi lagi menjadi beberapa tahapan yaitu :
- Sikap terhadap sesama : Saling menghargai dengan sesama di lingkungan sekitar.
- Etika keluarga : Cenderung dalam lingkungan kelurga dengan memperhatikan sikap.
- Etika gender : Jenis kelamin menunjang sikap dalam etika.
- Etika profesi : Etika yang ke arah profesi masing-masing orang.
- Etika politik : Etika bidang politik dengan segala macam pemikiran yang matang.
- Kritik ideologi : Tindakan untuk menentang keras untuk kesalahan dalam pemikiran.
2. Etika profesi
Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian di rupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepenringan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Ada 4 variabel hal yang menyangkut etika profesi yaitu :
a. Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.
b. Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya ; kelihatannya baik.
c. Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.
d. Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.
3. Menuju bisnis sebagai profesi luhur
Tahap berikutnya dari sebuah profesi etis bisnis setelah etika terapan, dan etika profesi ialah pelaku bisnis dan perusahaan akan menuju bisnis sebagai profesi luhur. Perlu kita ketahui bahwa bisnis bukanlah profesi, sebagian besar pendapat mengatakan bahwa seseorang yang melakukan bisnis pasti ada yang berbuat curang dan bisnis yang dijalankannya itu pasti akan menuju perbuatan yang dilarang oleh agama.
Pendapat ini tentu banyak yang menentang karena pendapat itu hanya dipandang dari sisi negatifnya saja, mereka tidak memandangnya dari sisi positif. Sisi positifnya, banyak orang yang berpendapat seseorang yang menjalankan bisnis pastinya telah memiliki banyak pengalaman, mempertimbangkan segala resikonya yang akan terjadi, berusaha seprofesional mungkin pada kemampuan dan konsekuensi yang dimiliki oleh si pelaku bisnis itu sendiri, dengan pendapat inilah bisnis menjadi sebuah profesi luhur.
Pandangan-pandangan yang umumnya muncul pada bisnis sebagai profesi luhur terbagi dalam 2 pandangan, yaitu pandangan praktis-realistis, dan pandangan ideal. Pandangan praktis-realistis ialah sebelum bisnis dimulai, perusahaan perlu melakukan riset (penelitian) agar dapat mengamati hasil dari penelitian tersebut bisnis apakah yang pada umumnya dewasa ini banyak dilakukan oleh pelaku bisnis lain, setelah perusahaan tahu dari hasil riset tersebut,perusahaan akan mencoba mengawali bisnisnya dengan mengadakan kegiatan antara pimpinan dengan karyawan yang menyangkut memproduksi beberapa produk, seperti : produk telekomunikasi berupa penggunaan jasa mobile (HP), penggunaan jasa internet, dan juga penggunaan jasa telepon, menjual produk yang dihasilkan oleh perusahaan telekomunikasi tersebut, membeli barang dan jasa telekomunikasi untuk memperoleh keuntungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar