Faktor-faktor yang menjadi pemicu kewirausahaan
Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Orang yang berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai, sifat utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktis. Faktor-faktor yang menjadi pemicu kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal meliputi hak kepemilikan, kemampuan, dan insentif. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan. Jadi, kemampuan berwirausaha meripakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasi kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.
Proses terjadinya kewirausahaan sebelum dan sesudah
Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi, dimana inovasi ini dipicu oleh adanya faktor pribadi, lingkungan dan sosiologi. Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian lotus of control, toleransi, pengambilan resiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan. Sedangkan faktor pemicu yang berasal dari lingkungan adalah peluang, model peran, aktivitas, pesaing inkubator, sumberdaya, dan kebijakan pemerintah. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan memunculkan ide-ide dan pemikiran-pemikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda melalui :
- Pengembangan teknologi baru
- Penemuan pengetahuan ilmiah baru
- Perbaikan Produk barang dan jasa yang ada
- Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efisien.
Kreativitas :
Kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dna cara-cara baru yang dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang atau dengan kata lain kemampuan untuk memikirka sesuatu yang baru dan berbeda.
Inovasi :
Kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang serta kemampuan untuk sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa dan bias dalam bentuk proses seperti ide, metode dan cara.
Ciri-ciri tahap awal dan pertumbuhan kewirausahaan
Pada tahap proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda itulah yang disebut tahap kewirausahaan.
Faktor pribadi yang memicu kewirausahan :
- Motif berprestasi
- Komitmen
- Nilai-nilai pribadi
- Pendidikan dan Pengalaman
Faktor lingkungan sebagai pemicu pada masa inovasi :
- Peluang
- Model Peran
- Aktivitas
Ciri-ciri tahap awal dan proses pertumbuhan kewirausahaan memiliki 3 ciri penting, yaitu :
- Tahap imitasi dan duplikasi, adalah para wirausaha mulai meniruide dari orang lain. Teknik produksi, design, pemrosesan, organisasi usaha dan pola pemasarannya meniru yang sudah ada.
-Tahap duplikasi dan pengembangan, adalah para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya. Wirausaha mulai mengembangkan produknya melalui diversifikasi dan diferensiasi dengan di design sendiri.
- Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa yang berbeda, adalah menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui ide-ide sendiri sampai terus dikembangkan. Pengusaha mulai bosan dengan proses produksi yang ada, sehingga muncul keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul.
Dilihat dari prosesnya, tahap perkembangan dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Tahap awal ( perintisan )
b) Tahap pertumbuhan
Langkah-langkah menuju kewirausahaan agar berhasil
Gambaran menuju kewirausahaan agar berhasil maka ada langkah yang harus ditempuh antara lain :
- Bekal pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki / dirintis dan lingkungan usaha yang ada.
- Bekal Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab
- Bekal Pengetahuan tentang manajemen dan organiasi bisnis
Bekal keterampilan yang harus dimiliki wirausaha meliputi :
- Bekal keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko
- Bekal keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah
- Bekal Keterampilan dalam memimpin dan mengelola
- Bekal keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi
- Bekal keterampilan teknik usaha yang akan dilakukannya
Penyebab kegagalan dalam berwirausaha :
Selain kerberhasilan, seorang wirausaha juga selalu dibayangi oleh potensi kegagalan. Zimmerer (1996:14-15) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya yaitu :
- Kurang berpengalaman dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan dalam mengelola SDM, dan kemampuan mengintegrasikanoperasional usaha
- Kurang dapat mengendalikan keuangan.
- Tidak kompeten dalam manajerial.
- Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan suatu awal titik kegiatan.
- Lokasi yang kurang memadai.
- Kurangnya pengawasan peralatan.
- Sikap yang kurang serius dalam berusaha.
- Ketidakmampuan dalam melakukan transisi kewirausahaan.
Selain faktor-faktor yang membuat kegagalan kewirausahaan, Zimmerer (1996:17) mengemukakan beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan, yaitu:
- Pendapatan yang tidak menentu
- Kerugian akibat hilangnya modal investasi
- Perlu kerja keras dan waktu yang lama
- Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya telah berhasil
Penyebab keberhasilan dalam berwirausaha
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko, baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi resiko, lamgkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan menjalankannya.
Keberhasilan seorang wirauaha ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:
- Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.
- Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja kera tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirwusaha yang sukses.
- Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan
Minggu, 27 Februari 2011
Sabtu, 26 Februari 2011
Pembiayaan Usaha baru
Mengembangkan suatu usaha baru akan memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit karena begitu banyak sehingga harus melakukan suatu usaha kerjasama dengan pihak lain dalam pencarian modal usaha sebanyak – banyaknya jika sudah mempunyai modal yang memungkinkan maka akan meringankan beban.
1. Masalah dalam pencarian modal
Dalam usaha pencarian modal pastinya akan menemui masalah-masalah didalamnya mulai dari masalah yang mengarah pada sistem bisnis maupun akan kebutuhan suatu modal , Beberapa masalah yang sering ditemui dalam pencarian modal antara lain :
- Kurangnya ketajaman bisnis (misal : tidak jeli melihat peluang, tidak dapat mengadaptasi masalah dengan baik)
- Kurangnya pengalaman bisnis
- Harus dapat mengidentifikasi lebih dahulu kebutuhan modal (baik secara finansial maupun berupa mesin)
- Harus ada proyeksi laba dan proyeksi mengenai tingkat pengembalian investasi
- Harus ada identifikasi tujuan dari penggunaan modal usaha
Masalah yang berkaitan dengan kesulitan yang biasanya dihadapi wirausahawan antara lain :
- Kinerja atau konsep perusahaan yang meragukan
- Kegagalan perusahaan untuk menindaklanjuti
- Kurangnya pengalaman dan ketajaman bisnis
- Preferensi dari pemodal
- Kurangnya hubungan dengan sumber-sumber modal.
2. Pembiayaan Bisnis
Suatu pembiayaan bisnis sangat mengutamakan akan biaya yang berhubungan langsung dengan sistem transaksi barang / jasa dan sebelum melakukan pembiayaan bisnis seorang wirausaha haruslah terlebih dahulu melakukan suatu identifikasi yaitu
- Identifikasi usaha yang akan dijalankan
- Identifikasi sumber pembiayaan
- Identifikasi sumber pembiayaan terbagi kedalam dua bagian yaitu
- Internal (modal perusahaan)
- Eksternal (investor, kredit bank)
- Menetapkan prioritas bisnis
- Tiga tahap pendanaan pengembangan bisnis
- Pendanaan tahap awal
- Pendanaan ekspansi atau perkembangan
- Pembiayaan akuisisi dan leveraged buyouts
3. Penentuan Hubungan Finansial Perusahaan
Untuk melakukan usaha terlebih dahulu wirausahawan melakukan identifikasi awal, dan memperhitungkan berapa jumlah modal yang dibutuhkan. selain itu juga seorang wirausaha harus ada perencanaan financial yaitu :
a. Perencanaan likuiditas (dipusatkan pada perencanaan aliran kas perusahaan)
b. Perencanaan laba (proyeksi perolehan laba)
Ada beberapa cara untuk memproyeksikan kebutuhan kas :
a. Proyeksi laporan laba/rugi
b. Proyeksi laporan neraca
c. Proyeksi arus kas
d. Ringkasan tentang kebutuhan dan penggunaan kas
4. Analisa Pulang Pokok
Analisa pulang pokok merupakan suatu teknik untuk menentukan volume penjualan yang harus dicapai, agar tercapai posisi impas / pulang pokok (perusahaan tidak mendapat laba tapi juga tidak menderita rugi).
Analisa Pulang Pokok adalah proses menghasilkan informasi yang mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan berbagai tingkat produksi.
Unsur dasar analisa pulang pokok :
a. Biaya tetap
b. Biaya variabel
c. Biaya total
d. Pendapatan total
e. Keuntungan
f. Kerugian
g. Titik pulang pokok
Rumus perhitungan impas :
a. Dalam satuan unit terjual
= biaya tetap / (harga @ - biaya variabel @)
b. Dalam rupiah penjualan :
= biaya tetap / 1 – (biaya variabel @ / harga @)
5. Mencari Sumber Modal Usaha
Sebelun melakukan pencarian modal usaha, seorang wirausahawan juga terlebih dahulu melaksanakn penilaian terhadap kelayakan usahanya tersebut.
Pencarian sumber modal berasal dari :
a. Modal perusahaan
b. Modal patungan (perusahaan dengan investor)
c. Modal dari investor
d. Modal pinjaman dari bank
Wirausahawan mempunyai akses pada dua katagori keuangan yaitu : pribadi dan masyarakat.
Hubungan dengan Pemodal
Menjalin suatu hubungan yang baik dengan pemilik modal sangat lah penting dikarenakan pemilik modal adalah sesorng yang penting daslam kelangsungan dalam suatu usaha, berikut adalah cara menjalin hubungan dengan pemilik modal diantaranya:
- Harus ada struktur kesepakatan antara perusahaan dengan pemodal
- Membina hubungan jangka pendek maupun jangka panjang
- Melaksanakan tanggung jawab dengan baik, terutama dalam penyelesaian / pengembalian modal
6. Penilaian Perusahaan
Seorang wirausahawan perlu melakukan penilaian terhadap kinerja manajemen termasuk kepada seluruh anggota perusahaan penilaian hasil usaha dengan melakukan evaluasi pada laporan perusahaan, diantara nya seperti :
a. Laporan laba / rugi
b. Laporan neraca
c. Laporan perubahan modal
d. Laporan arus kas
Melakukan evaluasi eksternal (melalui angket/kuis), bagaimana tanggapan masyarakat terhadap perusahaan.
1. Masalah dalam pencarian modal
Dalam usaha pencarian modal pastinya akan menemui masalah-masalah didalamnya mulai dari masalah yang mengarah pada sistem bisnis maupun akan kebutuhan suatu modal , Beberapa masalah yang sering ditemui dalam pencarian modal antara lain :
- Kurangnya ketajaman bisnis (misal : tidak jeli melihat peluang, tidak dapat mengadaptasi masalah dengan baik)
- Kurangnya pengalaman bisnis
- Harus dapat mengidentifikasi lebih dahulu kebutuhan modal (baik secara finansial maupun berupa mesin)
- Harus ada proyeksi laba dan proyeksi mengenai tingkat pengembalian investasi
- Harus ada identifikasi tujuan dari penggunaan modal usaha
Masalah yang berkaitan dengan kesulitan yang biasanya dihadapi wirausahawan antara lain :
- Kinerja atau konsep perusahaan yang meragukan
- Kegagalan perusahaan untuk menindaklanjuti
- Kurangnya pengalaman dan ketajaman bisnis
- Preferensi dari pemodal
- Kurangnya hubungan dengan sumber-sumber modal.
2. Pembiayaan Bisnis
Suatu pembiayaan bisnis sangat mengutamakan akan biaya yang berhubungan langsung dengan sistem transaksi barang / jasa dan sebelum melakukan pembiayaan bisnis seorang wirausaha haruslah terlebih dahulu melakukan suatu identifikasi yaitu
- Identifikasi usaha yang akan dijalankan
- Identifikasi sumber pembiayaan
- Identifikasi sumber pembiayaan terbagi kedalam dua bagian yaitu
- Internal (modal perusahaan)
- Eksternal (investor, kredit bank)
- Menetapkan prioritas bisnis
- Tiga tahap pendanaan pengembangan bisnis
- Pendanaan tahap awal
- Pendanaan ekspansi atau perkembangan
- Pembiayaan akuisisi dan leveraged buyouts
3. Penentuan Hubungan Finansial Perusahaan
Untuk melakukan usaha terlebih dahulu wirausahawan melakukan identifikasi awal, dan memperhitungkan berapa jumlah modal yang dibutuhkan. selain itu juga seorang wirausaha harus ada perencanaan financial yaitu :
a. Perencanaan likuiditas (dipusatkan pada perencanaan aliran kas perusahaan)
b. Perencanaan laba (proyeksi perolehan laba)
Ada beberapa cara untuk memproyeksikan kebutuhan kas :
a. Proyeksi laporan laba/rugi
b. Proyeksi laporan neraca
c. Proyeksi arus kas
d. Ringkasan tentang kebutuhan dan penggunaan kas
4. Analisa Pulang Pokok
Analisa pulang pokok merupakan suatu teknik untuk menentukan volume penjualan yang harus dicapai, agar tercapai posisi impas / pulang pokok (perusahaan tidak mendapat laba tapi juga tidak menderita rugi).
Analisa Pulang Pokok adalah proses menghasilkan informasi yang mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan berbagai tingkat produksi.
Unsur dasar analisa pulang pokok :
a. Biaya tetap
b. Biaya variabel
c. Biaya total
d. Pendapatan total
e. Keuntungan
f. Kerugian
g. Titik pulang pokok
Rumus perhitungan impas :
a. Dalam satuan unit terjual
= biaya tetap / (harga @ - biaya variabel @)
b. Dalam rupiah penjualan :
= biaya tetap / 1 – (biaya variabel @ / harga @)
5. Mencari Sumber Modal Usaha
Sebelun melakukan pencarian modal usaha, seorang wirausahawan juga terlebih dahulu melaksanakn penilaian terhadap kelayakan usahanya tersebut.
Pencarian sumber modal berasal dari :
a. Modal perusahaan
b. Modal patungan (perusahaan dengan investor)
c. Modal dari investor
d. Modal pinjaman dari bank
Wirausahawan mempunyai akses pada dua katagori keuangan yaitu : pribadi dan masyarakat.
Hubungan dengan Pemodal
Menjalin suatu hubungan yang baik dengan pemilik modal sangat lah penting dikarenakan pemilik modal adalah sesorng yang penting daslam kelangsungan dalam suatu usaha, berikut adalah cara menjalin hubungan dengan pemilik modal diantaranya:
- Harus ada struktur kesepakatan antara perusahaan dengan pemodal
- Membina hubungan jangka pendek maupun jangka panjang
- Melaksanakan tanggung jawab dengan baik, terutama dalam penyelesaian / pengembalian modal
6. Penilaian Perusahaan
Seorang wirausahawan perlu melakukan penilaian terhadap kinerja manajemen termasuk kepada seluruh anggota perusahaan penilaian hasil usaha dengan melakukan evaluasi pada laporan perusahaan, diantara nya seperti :
a. Laporan laba / rugi
b. Laporan neraca
c. Laporan perubahan modal
d. Laporan arus kas
Melakukan evaluasi eksternal (melalui angket/kuis), bagaimana tanggapan masyarakat terhadap perusahaan.
Jumat, 11 Februari 2011
Kewiraswastawan
I. Karakteristik wiraswastawan
karakteristik wiraswasta ialah percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu menghadapi persoalan dengan baik, berpandangan luas jauh ke depan, mempunyai keuletan mental, lincah dalam berusaha, berupaya mengembangkan sayap, berani mengambil resiko, berguru kepada pengalaman, bahwa seorang wiraswastawan adalah seorang pengusaha yang dengan kemampuannya untuk memikul resiko dan meningkatkan efisiensi serta keahlian mengurus, dapat menerobos berbagai persaingan, merebut kesempatan baru, pasaran baru, proses produksi baru dan rumus baru sesuai dengan tertib hukum serta norma-norma masyarakat lingkungannya untuk memberikan darma baktinya berupa pengadaan, penyediaan, dan penjualan barang-barang dan jasa, demi semakin meningkatnya kemajuan masyarakat.
Dalam kewiraswastaan, kekayaan menjadi relatif sifatnya. Ia hanya merupakan produk bawaan (by-product) dari sebuah usaha yang berorientasi dari sebuah prestasi.Prestasi kerja manusia yang ingin mengaktualisasikan diri dalam suatu kehidupan mandiri. Ada pengusaha yang sudah amat sukses dan kaya, tapi tidak pernah menampilkan diri sebagai orang yang hidup mewah, dan ada juga orang yang sebenarnya belum bisa dikatakan kaya, namun berpenampilan begitu glamor dengan pakaian dan perhiasan yang amat mencolok. Maka soal kekayaan akhirnya terpulang pada masing – masing individu.
Keadaan kaya miskin, sukses gagal, naik dan jatuh merupakan keadaan yang bisa terjadi kapan saja dalam kehidupan seorang pengusaha, tidak peduli betapapun piawainya ia. Ilmu kewiraswastaan hanya menggariskan bahwa seorang wiraswastawan
yang baik adalah sosok pengusaha yang tidak sombong pada saat jaya, dan tidak berputus asa saat jatuh. Tidak ada satu suku katapun dari kata “wiraswasta” yang menunjukkan arti kearah pengejaran uang dan harta benda, tidak pula kata wiraswasta itu menunjuk pada salah satu strata, kasta, tingkatan sosial, golongan ataupun kelompok elite tertentu.
Terkadang orang tidak menyadari bahwa “wiraswasta” tidak sama dengan swasta dan orang swasta tidak dengan sendirinya merupakan wiraswastawan sejati, meslipun mungkin yang bersangkutan menyatakan diri begitu. Ini disebabkan “wiraswasta” mengandung kata wira yang mempunyai makna luhurnya budi pekerti, teladan, memiliki 2 karakter yang baik, berjiwa ksatria dan patriotik. Oleh sebab itu dapat dipastikan bahwa seorang wiraswastawan sejati selalu memegang etika sebaik-baiknya dalam berbisnis.
Seorang wiraswasta juga banyak dilibatkan dengan aktivitas-aktivitas yang bervariasi, bekerja keras, dan bersikap dinamis, sehingga ia dituntut untuk dapat melakukan aktivitas-aktivitas dengan terarah dan dapat mengaturnya dengan baik agar dapat dicapai hasil yang optimal.
II. Penentuan potensi kewiraswastaan
Sosok kewiraswastaan yang ideal dituntut mempunyai nilai-nilai kearah kualitas manusia yang semapan mungkin, dalam artian sangat memperhatikan potensi nya berdasarkan prioritas
Prioritas kewiraswastaan yang terdiri dari empat lapisan yaitu :
1. Sikap mental (attitude)
2. Kepemimpinan/kepeloporan (leadership)
3. Ketatalaksanaan (management)
4. Ketrampilan ( skill )
Berikut penjelasan untuk prioritas potensi kewiraswastaan :
- Sikap mental : Sikap mental merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin untuk selalu dalam keadaan baik. Unsur ini yang menentukan apakah orang menjadi sosok yang tinggi budi ataukah sebaliknya menjadi orang yang jahat dan culas.
- Kepemimpinan : Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik adalah “perlakukanlah orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan”. Berusaha memandang suatu keadaan dari sudut pandangan orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap tepo seliro.Pengusaha yang berpeluang untuk maju secara mantap adalah yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat menonjol. Ciri-ciri mereka biasanya sangat menonjol, dan sangat khas. Dimana keputusan dan sepak terjangnya sering dianggap tidak lazim dan lain dari pada umumnya pengusaha. Mereka “tampil beda”.
- Ketatalaksanaan : Tata laksana merupakan terjemahan dari kata Management artinya pengelolaan.Yang perlu dimengerti disini adalah manajemen bukan semata-mata konsumsi para manajer saja. Setiap orang perlu manajemen apapun status dan jabatan orang tersebut. Bahkan ibu rumah tanggapun perlu manajemen untuk mengelola uang dapur dan belanjaannya. Tata laksana merupakan metode atau serangkaian cara dan prosedur.Gunanya jelas, yaitu untuk menghasilkan efektifitas dan efisiensi setiap pekerjaan, agar mendapatkan hasil yang baik dalam mutu serta tepat waktu dalam penyerahannya. Berbeda dengan sikap mental dan kepemimpinan yang termasuk dalam klasifikasi nilai atau kualitas, maka manajemen merupakan pengetahuan yang bersifat praktis. Kalau sikap mental dan kepemimpinan berada di dalam jiwa, manajemen berada diluar mirip ketrampilan teknis .
- Keterampilan : Lapisan terluar dari struktur prioritas kewiraswastaan adalah ketrampilan. Banyak pihak berpendapat, bahwa dengan berbekal penguasaan ketrampilan, seseorang akan bisa diharapkan menjadi seorang entrepreneur yang berhasil. Pendapat ini sebenarnya tidaklah terlalu salah, kalau dilihat banyak contoh yang membuktikan, misalnya seorang penjahit dengan ketrampilan yang dimiliki akhirnya bisa memiliki sebuah perusahaan pakaian jadi yang cukup besar.Namun demikian, kalau kita mau meneliti lebih jauh, ternyata keberhasilan itu sebenarnya bukan disebabkan oleh ketrampilan semata, melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki si pengusaha. Leadership yang bersangkutan yang menuntun dan membawanya ke jenjang sukses.
III. Metode analisis diri sendiri
Kebutuhan” yang akan membantu individu memutuskan apakah kepribadian mereka sesuai dengan peranan kewirausahawan
Mcclelland,mengemukakan 3 kebutuhan dasar mempengaruhi tujuan ekonomi :
1. kebutuhan untuk berprestasi (nAch)
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
2. kebutuhan untuk berafiliasi (n Afil)
Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi. Karakteristik dan sikap motivasi prestasi ala McClelland antara lain:
- Pencapaian adalah lebih penting daripada materi.
- Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi yang lebih besar daripada menerima pujian atau pengakuan.
- Umpan balik sangat penting, karena merupakan ukuran sukses (umpan balik yang diandalkan, kuantitatif dan faktual)
3. kebutuhan untuk berkuasa (n Pow)
Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan.
n-pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang. Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestise pribadi.
IV. Pengembangan nACH
Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses.Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
Pengembangan nAch bagi tercapainya kondisi bagi keberhasilan psikologis,kondisi tersebut adalah menurut Chris Argyris
1. individu mampu mendefinisikan tujuan mereka sendiri
2. tujuan” tersebut berhubungan dengan kebutuhan, kemampuan dan nilai-nilai mereka
3. Individu mendefinisikan arah dari tujuan” tersebut
4. pencapaian tujuan tersebut mewakili tingkat aspirasi realistis bagi individu.
V. Manajemen kewiraswastaan
1. Identifikasi kesempatan-kesempatan :
Inovasi (menyediakan barang/jasa yang diperlukan atau memenugi keinginan
masyarakat dengan nilai manfaat yang tinggi.
2. Analisa Resiko :
Apakah ada kemungkinan bisnisnya berhasil ?
Apakah Hasil yang diperoleh memadai dg. Resiko yang ada?
Berikut adalah salah satu bentuk resiko yang mempengaruhi adanya kewiraswastaan :
a. Kekuatan perusahaan kecil :
- Kebebasan untuk bertindak
- Menyesuaikan kepada kebutuhan setempat
- Peran serta dalam melakukan usaha/tindakan
b. Kekurangan perusahaan kecil :
- Relatif lemah dalam spesialisasi
- Modal dalam pengembangan terbatas
- Karyawan relatif sulit untuk mendapat yang cakap
c. Sebab-sebab kegagalan :
- Struktur modal yang tidak memadai
- Penggunaan metoda dan peralatan yang sudah usang
- Tidak adanya perencanaan jangka panjang
- Kecakapan pribadi
karakteristik wiraswasta ialah percaya pada kemampuan diri sendiri, mampu menghadapi persoalan dengan baik, berpandangan luas jauh ke depan, mempunyai keuletan mental, lincah dalam berusaha, berupaya mengembangkan sayap, berani mengambil resiko, berguru kepada pengalaman, bahwa seorang wiraswastawan adalah seorang pengusaha yang dengan kemampuannya untuk memikul resiko dan meningkatkan efisiensi serta keahlian mengurus, dapat menerobos berbagai persaingan, merebut kesempatan baru, pasaran baru, proses produksi baru dan rumus baru sesuai dengan tertib hukum serta norma-norma masyarakat lingkungannya untuk memberikan darma baktinya berupa pengadaan, penyediaan, dan penjualan barang-barang dan jasa, demi semakin meningkatnya kemajuan masyarakat.
Dalam kewiraswastaan, kekayaan menjadi relatif sifatnya. Ia hanya merupakan produk bawaan (by-product) dari sebuah usaha yang berorientasi dari sebuah prestasi.Prestasi kerja manusia yang ingin mengaktualisasikan diri dalam suatu kehidupan mandiri. Ada pengusaha yang sudah amat sukses dan kaya, tapi tidak pernah menampilkan diri sebagai orang yang hidup mewah, dan ada juga orang yang sebenarnya belum bisa dikatakan kaya, namun berpenampilan begitu glamor dengan pakaian dan perhiasan yang amat mencolok. Maka soal kekayaan akhirnya terpulang pada masing – masing individu.
Keadaan kaya miskin, sukses gagal, naik dan jatuh merupakan keadaan yang bisa terjadi kapan saja dalam kehidupan seorang pengusaha, tidak peduli betapapun piawainya ia. Ilmu kewiraswastaan hanya menggariskan bahwa seorang wiraswastawan
yang baik adalah sosok pengusaha yang tidak sombong pada saat jaya, dan tidak berputus asa saat jatuh. Tidak ada satu suku katapun dari kata “wiraswasta” yang menunjukkan arti kearah pengejaran uang dan harta benda, tidak pula kata wiraswasta itu menunjuk pada salah satu strata, kasta, tingkatan sosial, golongan ataupun kelompok elite tertentu.
Terkadang orang tidak menyadari bahwa “wiraswasta” tidak sama dengan swasta dan orang swasta tidak dengan sendirinya merupakan wiraswastawan sejati, meslipun mungkin yang bersangkutan menyatakan diri begitu. Ini disebabkan “wiraswasta” mengandung kata wira yang mempunyai makna luhurnya budi pekerti, teladan, memiliki 2 karakter yang baik, berjiwa ksatria dan patriotik. Oleh sebab itu dapat dipastikan bahwa seorang wiraswastawan sejati selalu memegang etika sebaik-baiknya dalam berbisnis.
Seorang wiraswasta juga banyak dilibatkan dengan aktivitas-aktivitas yang bervariasi, bekerja keras, dan bersikap dinamis, sehingga ia dituntut untuk dapat melakukan aktivitas-aktivitas dengan terarah dan dapat mengaturnya dengan baik agar dapat dicapai hasil yang optimal.
II. Penentuan potensi kewiraswastaan
Sosok kewiraswastaan yang ideal dituntut mempunyai nilai-nilai kearah kualitas manusia yang semapan mungkin, dalam artian sangat memperhatikan potensi nya berdasarkan prioritas
Prioritas kewiraswastaan yang terdiri dari empat lapisan yaitu :
1. Sikap mental (attitude)
2. Kepemimpinan/kepeloporan (leadership)
3. Ketatalaksanaan (management)
4. Ketrampilan ( skill )
Berikut penjelasan untuk prioritas potensi kewiraswastaan :
- Sikap mental : Sikap mental merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin untuk selalu dalam keadaan baik. Unsur ini yang menentukan apakah orang menjadi sosok yang tinggi budi ataukah sebaliknya menjadi orang yang jahat dan culas.
- Kepemimpinan : Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik adalah “perlakukanlah orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan”. Berusaha memandang suatu keadaan dari sudut pandangan orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap tepo seliro.Pengusaha yang berpeluang untuk maju secara mantap adalah yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat menonjol. Ciri-ciri mereka biasanya sangat menonjol, dan sangat khas. Dimana keputusan dan sepak terjangnya sering dianggap tidak lazim dan lain dari pada umumnya pengusaha. Mereka “tampil beda”.
- Ketatalaksanaan : Tata laksana merupakan terjemahan dari kata Management artinya pengelolaan.Yang perlu dimengerti disini adalah manajemen bukan semata-mata konsumsi para manajer saja. Setiap orang perlu manajemen apapun status dan jabatan orang tersebut. Bahkan ibu rumah tanggapun perlu manajemen untuk mengelola uang dapur dan belanjaannya. Tata laksana merupakan metode atau serangkaian cara dan prosedur.Gunanya jelas, yaitu untuk menghasilkan efektifitas dan efisiensi setiap pekerjaan, agar mendapatkan hasil yang baik dalam mutu serta tepat waktu dalam penyerahannya. Berbeda dengan sikap mental dan kepemimpinan yang termasuk dalam klasifikasi nilai atau kualitas, maka manajemen merupakan pengetahuan yang bersifat praktis. Kalau sikap mental dan kepemimpinan berada di dalam jiwa, manajemen berada diluar mirip ketrampilan teknis .
- Keterampilan : Lapisan terluar dari struktur prioritas kewiraswastaan adalah ketrampilan. Banyak pihak berpendapat, bahwa dengan berbekal penguasaan ketrampilan, seseorang akan bisa diharapkan menjadi seorang entrepreneur yang berhasil. Pendapat ini sebenarnya tidaklah terlalu salah, kalau dilihat banyak contoh yang membuktikan, misalnya seorang penjahit dengan ketrampilan yang dimiliki akhirnya bisa memiliki sebuah perusahaan pakaian jadi yang cukup besar.Namun demikian, kalau kita mau meneliti lebih jauh, ternyata keberhasilan itu sebenarnya bukan disebabkan oleh ketrampilan semata, melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki si pengusaha. Leadership yang bersangkutan yang menuntun dan membawanya ke jenjang sukses.
III. Metode analisis diri sendiri
Kebutuhan” yang akan membantu individu memutuskan apakah kepribadian mereka sesuai dengan peranan kewirausahawan
Mcclelland,mengemukakan 3 kebutuhan dasar mempengaruhi tujuan ekonomi :
1. kebutuhan untuk berprestasi (nAch)
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
2. kebutuhan untuk berafiliasi (n Afil)
Kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI) Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Mc Clelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi. Karakteristik dan sikap motivasi prestasi ala McClelland antara lain:
- Pencapaian adalah lebih penting daripada materi.
- Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi yang lebih besar daripada menerima pujian atau pengakuan.
- Umpan balik sangat penting, karena merupakan ukuran sukses (umpan balik yang diandalkan, kuantitatif dan faktual)
3. kebutuhan untuk berkuasa (n Pow)
Kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan.
n-pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang. Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestise pribadi.
IV. Pengembangan nACH
Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses.Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
Pengembangan nAch bagi tercapainya kondisi bagi keberhasilan psikologis,kondisi tersebut adalah menurut Chris Argyris
1. individu mampu mendefinisikan tujuan mereka sendiri
2. tujuan” tersebut berhubungan dengan kebutuhan, kemampuan dan nilai-nilai mereka
3. Individu mendefinisikan arah dari tujuan” tersebut
4. pencapaian tujuan tersebut mewakili tingkat aspirasi realistis bagi individu.
V. Manajemen kewiraswastaan
1. Identifikasi kesempatan-kesempatan :
Inovasi (menyediakan barang/jasa yang diperlukan atau memenugi keinginan
masyarakat dengan nilai manfaat yang tinggi.
2. Analisa Resiko :
Apakah ada kemungkinan bisnisnya berhasil ?
Apakah Hasil yang diperoleh memadai dg. Resiko yang ada?
Berikut adalah salah satu bentuk resiko yang mempengaruhi adanya kewiraswastaan :
a. Kekuatan perusahaan kecil :
- Kebebasan untuk bertindak
- Menyesuaikan kepada kebutuhan setempat
- Peran serta dalam melakukan usaha/tindakan
b. Kekurangan perusahaan kecil :
- Relatif lemah dalam spesialisasi
- Modal dalam pengembangan terbatas
- Karyawan relatif sulit untuk mendapat yang cakap
c. Sebab-sebab kegagalan :
- Struktur modal yang tidak memadai
- Penggunaan metoda dan peralatan yang sudah usang
- Tidak adanya perencanaan jangka panjang
- Kecakapan pribadi
Langganan:
Postingan (Atom)